Indonesia
memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik belakangan ini. Disebutkan dalam
sebuah artikel ekonomi di Metro Tv News bahwa perekonomian mencapai 5,9% selama
5 tahun terakhir. Berdasarkan data BPS, pada kuartal I/2012, perekonomian
Indonesia tumbuh 6,3 persen, kemudian naik menjadi 6,37 persen pada kuartal
II/2012, dan melambat ke level 6,17 persen pada kuartal III/2012,lalu kuartal
IV/2012 kembali melemah menjadi 6,11 persen. Menteri Keuangan Agus DW
Martowardojo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia ditahun 2013 akan
mencapai hingga 6,8 persen. Indonesia disebut Agus salah satu negara yang
pertumbuhan ekonominya positif.
Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2012
yang mencapai 6,23 persen itu masih didominasi oleh pengeluaran rumah tangga
yang tumbuh 5,28 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 1,25 persen,
pembentukan modal tetap bruto 9,81 persen, ekspor 2,01 persen, dan impor 6,65
persen. Hal-hal yang mendominasi tersebut adalam variabel ekonomi makro dimana
semua variabel tersebut saling terkait.
Ekonomi makro adalah bagian dari
ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian
secara keseluruhan. Hubungan yang dipelajari adalah hubungan secara kausal dan
fungsional antara variabel-variabel yang agregatif. Adapun variabel-variabel
yang dimaksud adalah :
a.
Konsumsi Rumah Tangga.
b.
Investasi nasional (swasta/pemerintah).
c.
Belanja Pemerintah.
d.
Neraca Pembayaran (Eksport dam Import)
Dalam
artikel ini akan dijelaskan pengaruh keempat variabel diatas terhadap
perekonomian Indonesia.
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi adalah suatu kegiatan yang
bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa
barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Badan
Pusat Statistik (BPS) mengklaim perkembangan kondisi ekonomi konsumen (ITK)
secara nasional pada triwulan III-2012 meningkat 111,12 dibanding kondisi
ekonomi konsumen triwulan sebelumnya sebesar 108,77. Peningkatan ini berdampak
baik bagi kondisi ekonomi Indonesia. Membaiknya kondisi ini didorong oleh
peningkatan pendapatan, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan
sehari-hari, dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan
makanan.
Penyumbang peningkatan kondisi
ekonomi konsumen terbanyak pada peningkatan pendapatan rumah tangga sebesar
111,06, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari
sebesar 114,51, dan peningkatan konsumsi makanan dan bukan makanan sebesar 107,02.
Menurut Ketua Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, nilai ITK nasional pada
triwulan IV-2012 diperkirakan sebesar 109,28 artinya kondisi ekonomi konsumen
diperkirakan akan membaik. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada
triwulan IV-2012 didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga dan rencana
pembelian barang tahan lama.
Investasi
Menurut Unariyah (2003:4) Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang
akan datang. Sedangkan menurut Boediono Investasi adalah pengeluaran oleh
sektor produsen untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang
digunakan atau untuk perluasan pabrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi
itu adalah sebuah keputusan untuk menunda konsumsi sumber daya atau bagian
penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah /menciptakan nilai hidup
(penghasilan dan atau kekayaan) dimasa mendatang.
Investasi merupakan salah satu
komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan
meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Pertambahan
barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan
Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Dengan kata lain, investasi dalam
negeri ataupun luar negeri dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Adanya investasi didalam dan diluar dapat meningkatkan pendapatan nasional dan
kesempatan kerja dimana berkurangnya pengangguran.
Belanja Pemerintah
Pada dasarnya belanja pemerintah
pusat maupun daerah adalah untuk mengembahkan daerahnya masing-masing.
Contohnya saja pengeluaran pemerintah daerah dibidang pendidikan. Pemerintah
daerah dengan dana yang telah dikeluarkan dapat memperbaiki sekolah yang rusak.
Ini merupakan cara untuk meningkatkan fasilitas daerah. Begitu pula dengan
pemerintah pusat yang mengeluarkan dana untuk perbaikan fasilitas ataupun untuk
membayar hutang negara.
Penelitian yang telah dilakukan oleh
Nur Asri (2010) bahwa pengaruh pengeluaran pembangunan pemerintah daerah
kelompok sektor primer, perdagangan dan transportasi, pendidikan dan
kebudayaan, pembangunan regional dan lingkungan, dan aparatur dan pengawasan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Walaupun disebut sebagai
pengeluaran, belanja pemerintah ini dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
Caranya bukan dari dana yang mereka kucurkan, melainkan dari hasil dana yang
telah dikeluarkan. Seperti contoh diatas bahwa dana yang dikeluarkan memang
untuk memperbaiki fasilitas umum. Intinya dengan adanya pengeluaran tersebut,
pemerintah pusat dan daerah dapat memperbaiki daerahnya masing-masing.
Neraca Pembayaran (Ekspor dan Impor)
Ekspor adalah kegiatan perseorangan
atau badan hukum yang menjual barang ke luar negeri. Sedangkan, impor adalah
kegiatan perseorangan atau badan hukum yang membeli barang dari luar negeri
untuk dijual kembali didalam luar negeri.
Ekspor adalah salah satu cara
memperkenalkan produk Indonesia pada dunia. Kegiatan ini akan meningkatkan
perekonomian Indonesia dimana produsen Indonesia dapat menjual barangnya ke
luar negeri. Globalisasi mempermudah produsen dalam negeri dalam memperkenalkan
produk dalam negeri. Kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri
dimana dapat meningkatkan neraca pembayaran Indonesia.
Impor merupakan kegiatan yang
membuat Indonesia menjadi negara konsumtif. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa kasus bawang beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa Indonesia sangat
tergantung dengan bawang impor. Impor memang bisa meningkatkan perekonomian
Indonesia. Impor barang dapat mendorong produsen dalam negeri bersaing dengan
produk luar negeri. Dengan adanya kegiatan ini pun dapat meningkatkan devisa
negara.
Ekspor dan impor merupakan faktor
penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, melihat SDA yang kita miliki
sangat melimpah. Investasi dalam berbagai bentuknya memberikan banyak pengaruh
kepada perekonomian karena terciptanya investasi akan membawa pada kegiatan
ekonomi tertentu. Untuk meningktakan ekspor dan impor maka pemerintah dan
masyarakat harus menaruh perhatian penuh pada potensi-potensi daerah untuk
kemajuan ekspor dan barang-barang komoditi ekspor maupun impor. Sehingga
pertumbuhan ekonomi dapat ditunjang oleh sektor ekspor-impor yang signifikan.
Sumber:
Asri,
Nur. 2010. PENGARUH PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (Kajian Antar
Propinsi di Indonesia Periode 1994-2003). Universitas Andalas.
Keterangan:
Semua sumber diakses pada tanggal 14 April 2013 pukul 14.50
0 comments:
Post a Comment