Ilmu layaknya isian risol, beraneka ragam namun satu kenikmatan.

Sunday, November 10, 2013

Upaya Memberantas Korupsi oleh Generasi Penerus

6:02 PM Posted by Agus Hadi Muhidin , No comments
Korupsi mungkin adalah penyakit yang susah sekali hilang dari Negeri ini, hampir setiap hari dapat kita baca dari berbagai media yang terbit baik elektronik maupun cetak mengenai kasus korupsi. Banyak berita yang menyorot perilaku pejabat daerah sampai pusat yang menyalahgunakan wewenangnya dengan tujuan memperkaya diri sendiri sangat mudah ditemukan. Bahkan sudah menjadi rahasia umum jika banyak pejabat daerah atau wakil rakyat yang menjadi sorotan media. Publikasi mengenai korupsi ini di satu sisi bagus untuk menimbulkan efek jera, tetapi pada saat yang bersamaan membawa efek yang tidak baik bagi perkembangan mental generasi muda.

Sepertinya korupsi dikalangan pejabat adalah hal yang wajar dan biasa. Mereka tahu hal apa yang akan diterima sebagai konsekuensi korupsi. Seringkali kita baca dalam surat kabar tentang korupsi yang berisi bahwa para pejabat itu seperti tidak memiliki rasa malu karena telah melakukan korupsi. Mereka seakan berlomba melakukan tindak korupsi. Seolah-olah siapa yang tidak melakukan tindakan korupsi adalah orang yang tidak waras.

Dalam karangan ini saya mencoba memaparkan secara jelas bahwa korupsi adalah suatu penyalahgunaan wewenang atau jabatan dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri. Dari karangan ini juga kita bisa ketahui bahwa, korupsi juga bisa diartikan sebagai tindakan menyelewengkan uang rakyat atau negara. Perilaku korupsi yang dilakukan pejabat ini sangat meresahkan dan merugikan rakyat.

Hingga sekarang tingkat korupsi sangat tinggi terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan karena masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Sanksi hukum yang diberikan pada pelaku korupsi masih terlalu ringan sehingga tidak segan para pejabat yang lainnya untuk meniru perilaku korupsi. Terkadang kita sering bertanya-tanya mengapa kasus korupsi ini rasanya sulit lepas dari bangsa ini. Bahkan satu kasus korupsi belum selesai, datang lagi kasus korupsi yang baru. Bahkan tidak hanya pejabat ataupun wakil rakyat yang tertangkap melakukan tindak korupsi, pegawai negeri dilingkungan departemen pun juga melakukan hal yang sama. Bahkan departemen pajak sudah dua kali pegawainya tertangkap melakukan tindak korupsi.

Mungkin ini semua karena bangsa ini terlalu mementingkan rasa toleransi sehingga kemurnian makna toleransi itu sampai “kebablasan”, bayangkan saja semua pelaku duperlakukan seperti tahanan tindak pidana pada umumnya, bahkan diberikan fasilitas yang berbeda dibandingkan narapidana lain. Seperti yang baru-baru ini kita lihat dalam kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Akhil Mochtar dalam kasus suap sengketa pilkada Lebak Banten. Tidak hanya media cetak atau artikel tentang korupsi yang menyoroti kasus ini, semua media massa termasuk televisi juga menanyangkan jalannya perkembangan kasus ini. Coba bayangkan seorang Ketua Mahkamah Konstitusi yang termasuk badan yudikatif saja melakukan tindak korupsi, akan ke siapa lagi bangsa ini memperjuangkan keadilan jika keadilan saja sudah diperjual-belikan.

Pemberitaan mengenai korupsi ini mau tidak mau juga berpengaruh terhadap masyarakat terutama generasi bangsa. Secara tidak langsung apa yang mereka baca dalam berita tentang korupsi ini sedikit mengganggu, bahkan tidak jarang membuat mereka sedikit frustasi. Sebagian lagi ada yang sudah tidak percaya dengan kinerja wakil rakyat ataupun para pejabat yang mengemban amanat rakyat. Jadi wajar saja jika ada yang beranggapan para pejabat dan wakil rakyat sangat rentan dengan tindak korupsi.

Banyaknya berita dan artikel tentang korupsi yang kita ikuti dari berbagai media bukan tanpa makna. Makna dari berita korupsi tersebut adalah penderitaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana tidak menderita, di tengah kondisi masyarakat yang masih banyak kesulitan dan mengalami kemiskinan, para wakil rakyat dan pejabatnya malah menghambur-hamburkan uang rakyat. Amanah yang diemban untuk kesejahteraan rakyat, malah di makan sendiri dan untuk memperkaya diri sendiri.

Secara umum korupsi benar-benar melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Meski kita sudah memasuki era reformasi, dan lepas dari pengaruh orde baru, namun bibit korupsi kolusi dan nepotisme pada masa orde baru masih belum bisa dihilangkan. Reformasi yang didengung-dengungkan akan membawa perubahan menjadi lebih baik lagi, pada kenyataannya belum dilaksanakan dengan jujur. Bahkan masyarakat masih merasa dirugikan.

Semangat dan upaya pemberantasan korupsi di era reformasi ditandai dengan keluarnya berbagai produk perundangan-undangan dan dibentuknya institusi khusus, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi. Harapan terhadap produk-produk hukum diatas adalah praktek Korupsi sebelum reformasi dapat dibawa kemeja hijau dan uangnya dikembalikan pada negara, sedangkan pada pasca reformasi dapat menjadi suatu usaha preventif.


Upaya Pemberantasan Korupsi

Korupsi yang terjadi besar-besaran dan terus menerus, yang terjadi di Indonesia bukan berarti tidak dicari solusi yang paling jitu. Namun yang terjadi adalah mereka yang harusnya menjadi pemberantas korupsi ternyata juga ikut terjun menjadi koruptor.

Upaya pemberantasan korupsi juga dilakukan, salah satunya adalah mulai diberikannya pendidikan anti korupsi sejak dini yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Namun masih banyak kita temui pemberitaan mengenai korupsi, berarti masih banyak kegagalan pendidikan anti korupsi di sekolah-sekolah.

Kegagalan memberikan pendidikan anti korupsi dapat dilihat dari program kantin kejujuran di sekolah, yang ternyata masih belum membuahkan hasil. Kegagalan dalam pendidikan anti korupsi di Indonesia terjadi karena miskinnya keteladanan yang diberikan para pemimpin, orang tua maupun guru.

Bukan saja pendidikan anti korupsi sejak dini yang bisa membebaskan bangsa ini dari para koruptor, akan tetapi dengan pendidikan agama yang benar-benar baik akan membuat ahlak seseorang menjadi baik dan tidak ingin melakukan tindak korupsi. Karena sebetulnya para pelaku korupsi bukanlah orang-orang biasa melainkan orang-orang berpendidikan tinggi, jadi pendidikan setinggi apapun bukan jaminan seseorang tidak akan melakukan tindak korupsi. Oleh karena itu ahlak dan agama lah yang menjadi obat agar penyakit korupsi ini hilang dari Negeri ini.  

Serta jika generasi penerus bangsa ini bersinergi dan bersatu untuk melawan korupsi dengan cara melakukan kegiatan positif dan menyalurkan hobi menjadi suatu prestasi yang membanggakan dan mengharumkan Negara Indonesia, dan kata korupsi pun akan hilang dari benak bangsa Indonesia.

Sunday, October 20, 2013

Penalaran Deduktif (Silogisme & Entimen)

9:52 AM Posted by Agus Hadi Muhidin , No comments

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif:

·         Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab. Contoh paragraf Induktif: Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti saat ini. Seseorang yang menguasai Bahasa Inggris otomatis akan memiliki peluang yang lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki kemampuan Bahasa Inggris peluangnya akan semakin kecil untuk memasuki dunia kerja khususnya untuk dapat diterima sebagai karyawan. Itulah kenapa penguasaan Bahasa Inggris sangat diperlukan untuk menambah kompetensi di dunia kerja.
Contoh generalisasi:
Jika ada listrik, televisi akan hidup.
Jika ada listrik, laptop akan hidup.
Jika ada listrik, handphone akan hidup.
Jika ada listrik semua alat elektronik akan hidup.

·         Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Kepedulian kepada sesama (umum) harus ditumbuhkan kembali dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itu diwujudkan melalui adanya perasaan senasib sepenanggungan dengan sesama (khusus) . Jika ada tetangga atau kerabat mengalami kesulitan, maka segeralah ulurkan bantuan (khusus). Kesulitan akan terasa mudah jika ada kebersamaan antara kita. Berikan bantuan tanpa harus diminta. Jangan biarkan ada penderitaan sementara kita nyenyak dengan kebahagiaan.

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;
·         Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
   Semua makhluk hidup membutuhkan air. (Premis Mayor)
   Kucing adalah hewan (premis minor).
Kucing membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
·         Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
   Semua sayuran yang berserat sehat untuk dimakan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
Sebagian makanan tidak berserat tidak sehat untuk dimakan (konklusi).
·         Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian anggota DPR korupsi (minor).
Sebagian anggota DPR tidak disenangi (konklusi).
·         Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
   Beberapa hakim tidak jujur (premis 1).
   Akil adalah hakim (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
·         Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
   Kambing bukan bunga mawar (premis 1).
   Tikus bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
·         Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua predator berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah predator? Mungkin saja binatang pemakan daging.
·         Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh: 
   Kucing adalah binatang.(premis 1)
   Tikus bukan kucing.(premis 2)
Tikus bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
·         Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
   Bintang itu bersinar di langit.(mayor)
   Bintang adalah pelawak.(minor)
Pelawak bersinar dilangit?
·         Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
   Kucing adalah binatang.(premis 1)
   Domba adalah binatang.(premis 2)
   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

·         Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
   Jika hujan saya naik taksi.(mayor)
   Sekarang hujan.(minor)
Saya naik taksi (konklusi).
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
   Jika gempa, tanah akan bergetar  (mayor).
    Sekarang tanah telah bergetar  (minor).
Gempa telah terjadi (konklusi)
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
   Jika pengadilan tinggi dilaksanakan dengan korupsi, maka kadilan tidak akan ada.
   Pengadilan tinggi tidak dilaksanakan dengan korupsi.
Keadilan akan ada.
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
   Bila mahasiswa turun ke jalanan, para pengguna jalan akan gelisah.
   Para pengguna jalan tidak gelisah.
Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
  • Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
  • Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
  • Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
  • Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

·         Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
   Siti Iqlima berada di Depok atau Rangkasbitung.
   Siti Iqlima berada di Rangkasbitung.
Jadi, Siti Iqlima tidak berada di Depok.

·         Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
·         Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:
   Ade baik atau jahat.(premis1)
   Ternyata Ade penjahat.(premis2)
Ia tidak baik (konklusi).
·         Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:
   Siti Iqlima di kamar atau di toilet.(premis1)
   Ternyata tidak di kamar.(premis2)
Siti Iqlima di toilet (konklusi).
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif
  • Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:
   Ade berbaju putih atau tidak putih.
   Ternyata Ade berbaju putih.
Ade bukan tidak berbaju putih.
  • Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
  1. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
   Siti Iqlima menjadi desen atau pegulat.
   Siti Iqlima adalah pegulat.
Maka Siti Iqlima bukan dosen.
  1. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
   Koruptor itu lari ke Arab Saudi atau ke Banten.
   Ternyata tidak lari ke Arab Saudi
Dia lari ke Banten?
Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.

Sumber :
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 9.43 wib

Wednesday, June 26, 2013

10 Permainan Tradisional Anak Indonesia yang Patut di Lestarikan

10:01 PM Posted by Agus Hadi Muhidin , , No comments


Masa kecil merupakan masa yang paling bahagia bagi setiap orang tak terkecuali bagi orang indonesia. Biasanya masa anak anak sarat dengan berbagai macam permainan dan hiburan. seperti halnya pada masa kecil saya. Ada berbagai macam permainan yang biasa dimainkan oleh anak anak  di indonesia, namun nampaknya di beberapa daerah permainan permainab tradisional ini sudah mulai ditinggalkan oleh anak anak. mereka lebih suka dengan mainan mainan modern.

1.Benteng 
Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang. Kedua kelompok kemudian akan memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng”. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih “benteng” lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan “menawan” seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi “penawan”, ditentukan dari siapa yang paling akhir menyentuh “benteng” mereka.

2. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua ujungnya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

3. Kelereng 
Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya 1,25 cm. Permainan kelereng ini biasanya dimainkan oleh anak sekolah dasar umur 7 tahun. Ternyata, kelereng juga dapat ditemukan di belahan dunia lain. Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman.

4. Galasin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3–5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.

5. Gasing 
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

6. Kasti 
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola seperti halnya olahraga softball atau baseball. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.

7. Layang-layang 
Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.

8. Petak Umpet 
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut. Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari, ia biasanya harus meninggalkan tempatnya. Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang telah ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya. Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu “kebakaran” yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.

9. Yo-Yo 
Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu

10.Balap Karung 
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir. Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak dan makan kerupuk.





Hidup Itu Mudah, Manusia Saja Yang Membuat Susah!

9:06 PM Posted by Agus Hadi Muhidin , , No comments
Tidak seorangpun dapat menyandang gelar pakar kehidupan. Karena hidup tiap orang berbeda, dan kebahagiaan hidup bagi masing masing manusia tidak sama. Bahkan ketika diminta untuk mendefinisikan siapa yang disebut orang kaya, pasti kita mendapatkan seratus macam jawaban dari seratus orang berbeda. Bagi saya pribadi, kaya itu tidak punya hutang dan puas dengan apa yang ada.

Namun harus diakui  bahwa ada  orang orang tertentu yang  menjalani hidup dengan lebih adem ayem dibanding orang  lain dan selalu kelihatan bersuka cita seperti bebas masalah.  Apakah orang orang yang demikian terlahir   lebih beruntung?.  Fakta yang perlu kita ketahui mengenai keberuntungan adalah : Manusia menciptakan sendiri peluangnya untuk bisa beruntung.

Apakah mungkin orang orang yang kelihatan bahagia dan hidup  tenang karena mereka lebih pintar?. Tidak juga..! Banyak orang pintar dan bergelar Master maupun  Doktor malah tidak bisa membedakan mana milik pribadi dan mana milik rakyat, akibatnya banyak yang sekarang berdiam di Sukamiskin.

Mereka yang menikmati hidup dengan potensi maksimalnya, menurut hemat saya adalah mereka yang menyadari bahwa hidup ini pada hakekatnya sederhana. Diatas 80 persen keputusan yang harus kita ambil agar dapat hidup bahagia dan tenang adalah berdasarkan logika sederhana yang tidak rumit.  Manusia yang dibekali dengan pikiran dan akal budi justru sering bertindak ribet yang akhirnya menyusahkan hidupnya sendiri, dan sering juga orang lain ikut menjadi korban.

Berikut ini saya berikan contoh sederhana sebagai  referensi dasar bagi pembaca untuk mulai memahami hal yang sederhana tapi sering dibuat susah.

1.  Menjaga Dan Merawat Milik Sendiri, Jangan Mengambil Milik Orang Lain.
Prinsip sederhana ini berlaku dalam segala aspek kehidupan. Jangan ambil suami atau istri orang. Jangan ambil uang rakyat dan merampok APBN. Jangan ambil barang milik kantor. Tidak ada yang rumit bukan? Bahkan tidak perlu gelar sarjana untuk mengetahui mana milik sendiri, dan mana milik orang lain.

Sudah memiliki istri dan suami? Jagalah rumah tangga dengan baik, dan saling menghargai. Jagalah perasaan pasangan kita yang kita cintai. Bukan menjaga dan mengikuti kemana dia pergi serta mengawasi gerak geriknya 24 jam sehari, tapi jagalah cinta dan kasih sayang lewat perilaku kita yang baik, mempercayai, setia dan tidak egois.

2.  Cukupkan Dengan Apa Yang Ada. 
Pepatah kuno yang tak lekang oleh waktu,”Jangan besar pasak daripada tiang”. Selamanya ini benar. Banyaknya masalah keuangan dan akhirnya dikejar kejar debt collector disebabkan karena keinginan yang lebih besar daripada kemampuan.

Tidak salah memakai barang mewah atau menikmati liburan di tempat eksotis nan mahal. Yang salah kalau anda harus meminjam harapan masa depan anak anak dengan menghabiskan tabungan untuk biaya pendidikan, hanya karena sebagian besar teman anda sudah berlibur ke Paris, dan anda merasa kuno sendiri jika tidak melakukan hal yang sama. Tidak salah memakai jam tangan Rolex. Yang salah kalau anda harus berhutang atau korupsi dulu untuk membelinya.

Meskipun kedengaran klise, tapi saya meyakini bahwa memang benar uang tidak dapat membeli selera yang baik. Money simply can not buy taste.

Tidak harus mahal untuk tampil menarik. Kreatiflah menciptakan gaya pribadi yang unik. Miliki sikap dan pembawaan yang anggun dan berkelas. Jagalah kebersihan diri dan bersikap sopan penuh tata krama, maka dimana saja kita berada, ada “kelas” tersendiri yang kita bawa lewat perilaku kita, tanpa harus bermerek dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Diri kita bukan dinilai dari apa yang melekat atau apa yang kita pakai, tapi apa yang ada di dalam dan apa kebaikan yang kita berikan kepada sesama, disitulah terletak nilai kita yang sebenarnya.

3.  Berteman Dan Bergaul Dengan Mereka Yang Baik Dan Peduli Dengan Kita.
Manusia dinilai dari siapa sahabatnya. Pergaulan yang salah dan rusak, membawa efek negatif dalam hidup kita. Sederhana bukan? Pecandu berteman dengan pecandu. Preman bergaul dengan preman.

Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh sopan dan ramah ataupun membantu orang lain dari segala tingkatan. Tapi untuk dijadikan sahabat dekat, kita harus memilih apa yang baik bagi diri kita. Manusia makhluk sosial yang memiliki emosi dan mudah terpengaruh.  Pergaulan yang salah lama kelamaan merusak tabiat yang baik. So, choose your friends wisely.

4.  Katakan Yang Benar, Dan Tepati Janji. 
Dunia memang penuh dengan manusia yang terlalu banyak mengumbar janji dan kegombalan. Pastikan kita bukan salah satu diantaranya. Tidak perlu otak yang cemerlang untuk mengatakan yang benar. Kejujuran tidak memakan banyak memory space. Hidup jauh lebih mudah dan ringan ketika kita berkata jujur dan apa adanya.

Janji adalah hutang. Jangan menjanjikan sesuatu yang belum tentu atau tidak dapat ditepati. Integritas dan kepercayaan orang lain dibangun berdasarkan penilaian atas perbuatan dan perkataan kita. Pastikan yang kita lakukan sejalan dengan apa yang kita katakan. Walk the talk!.

5. Minta Maaf Ketika Salah. 
Ketika menulis hal ini  saya tak dapat menahan senyum, karena sebenarnya ini merupakan hal yang terlalu sederhana namun sering karena gengsi, jadinya sukar dilakukan. Persoalan hidup sering berkepanjangan karena manusia sulit mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Padahal salah itu manusiawi. Namanya manusia tidak mungkin luput dari kekeliruan. Terlalu banyak energi yang digunakan untuk menutup nutupi kesalahan,  padahal sudah menjadi hukum alam bahwa  kebenaran tidak dapat ditutupi.

Kita sudah melihat contoh para terdakwa koruptor yang mendadak sontak menjadi manusia amnesia ketika sudah menjadi terdakwa kasus korupsi.  Apa tidak dijadikan bahan lelucon seantero negri, ketika mantan putri Indonesia yang berpendidikan tinggingotot mengaku tidak memiliki Blackberry, tapi bisa mengundang orang lain untuk menghadiri ulang tahun anaknya pada waktu dan tempat yang sesuai.  Ini merupakan contoh jelas bagaimana sesorang yang smart bisa menjadi sangat bodoh ketika tidak  jujur.

Jauh lebih sederhana meminta maaf dan mengakui kesalahan  daripada membuang banyak energi dan waktu untuk beralasan dan menutupi nutupi borok yang pada akhirnya toh tidak bisa juga ditutupi.

Sederhana dan tidak ada yang sukar bahkan tidak perlu menyandang gelar sarjana untuk bisa melakukan hal hal diatas bukan?.  Be simple, be honest. Simplicity is the ultimate sophistication. In the end it’s always the best!.