“Hidup berawal dari mimpi” suatu pernyataan yang
sesuai dengan kenyataan bahwasanya kida hidup berawal dari mimpi yang diimpikan
oleh kedua orang tua kita. Lalu apa salahnya kita bermimpi? Pepatah mengatakan
panjatkan mimpimu, keraskan niatmu dan hajarlah segala rintangan yang ada tuk
menggapai angan-anganmu. Jika saya boleh bermimpi, saya ingin menjadi menteri
perekonomian Indonesia. Mengapa demikian? Menteri perekonomian merupakan orang
pertama yang diberi amanah oleh negara untuk mengawasi dan mengatur segala
aspek dan permasalahan yang ada terutama dalam konteks perekonomian Indonesia.
Permasalahan
ekonomi di Indonesia sebetulnya beragam bukan saja masalah deflasi dan inflasi.
Sektor rill, seperti industri rumah
tangga, pangan, maupun jasa, pun terkadang masih mengalami hambatan hingga saat
ini sehingga masalah perekonomian yang ada di Indonesia belum tuntas
sepenuhnya. Jika dihubungkan masalah perekonomian Indonesia dengan pengangguran
dan kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh stabil. Usaha
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok pun seringkali mengalami kendala.
Alhasil,
kita harus berulang-ulang mengimpor beras atau gandum dari negara lain. Output
pertanian kita sampai sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok
dalam negeri. Inilah salah satu masalah perekonomian di Indonesia yang ingin
saya bereskan jika saya menjadi menteri. Kebijakan yang saya ambil adalah
dengan pemberian dana segar dengan bunga ringan untuk pemberdayaan petani dan
lahan untuk pertanian dan dengan pengawasan ke tingkat dirtribusi atas seperti
tengkulak dan penadah agar tidak ada permainan harga yang menyebabkan kenaikan
tingkat harga yang disebabkan kecurangan tersebut.
Harus
ingatlah bahwa Indonesia pernah mempunyai cerita manis dan membanggakan soal
ketahanan pangan Indonesia. Ketika Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri,
Indonesia pernah memberikan bantuan beras kepada India sebanyak 2.000 ton.
Prestasi yang sangat luar biasa di saat republik baru seumur jagung. Lalu jika
saya menjadi menteri akan kah bisa mengulang kejadian gemilang tersebut? Tentu
bisa, kita mempunyai sumber daya yang cukup, lahan pertanian yang luas, dan
wilayah geografis yang mendukung. Tinggal pembenahan birokrasi pada instansi
terkait mengenai permodalan agar tercapai birokrasi yang transparan dan
akuntabel.
Masalah
perekonomian di Indonesia lainnya yaitu mengenai usaha mikro. Memang,
pemerintah sudah berusaha sebisa untuk meningkatkan usaha mikro atau usaha
kecil. Seperti bantuan berupa dana, penyuluhan, serta kerja sama, pun tidak
jarang dilakukan pemerintah dengan pengusaha kecil untuk mengatasi
perekonomiandi Indonesia ini. Kendala biasanya datang dari persoalan klasik
yang hingga kini masih terus berlangsung, yakni briokrasi. Oleh karena itu jika
sayang menjadi menteri saya akan merubah beriokrasi yang sudah ada menjadi
birokrasi yang singkat, mudah, dan transparan.
Selanjutnya distribusi merupakan masalah
perekonomian di Indonesia yang juga perlu dibenahi. Distribusi merupakan bagian
penting dari sebuah kegiatan ekonomi. Lancar atau tidaknya jalur distribusi
akan berpengaruh terhadap pasar dan kekuatan ekonomi masyarakat. Terkadang,
jalur distribusi yang harus dilewati seseorang begitu panjang sehingga memakan
banyak biaya sehingga menjadikannya sebagai masalah perekonomian yang ada di
Indonesia yang sudah mentradisi.
Sebagai contoh, ketika harga cabai di
pasar melonjak. Secara sederhana, mestinya petani cabai mendapat keuntungan
dari kenaikan ini. Fakta berbicara lain, sebagian besar mereka sama sekali
tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga di pasar. Kondisi ini muncul
karena jalur distribusi cabai dari petani hingga ke pasar begitu panjang. Para
petani yang tidak memiliki akses langsung ke pasar biasanya menjual hasil panen
ke penadah cabai dengan harga yang sudah disepakati. Seharusnya, masalah
perkonomian di Indonesia ini harus cepat diatasi.
Dari penadah, masuk ke tengkulak yang
lebih besar dan harganya pun semakin bertambah. Pertambahan ini dipengaruhi
pula oleh biaya distribusi yang harus dikeluarkan. Ketika persediaan cabai di
pasar berkurang, otomatis harga akan sangat melambung dan keuntungan sudah ada
di depan mata para tengkulak. Petani yang menjadi produsen semestinya
mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Namun, karena jalur distribusi yang
panjang, mereka menjadi pihak yang sangat dirugikan.
Maka dari itu kebijakan yang diambil
adalah dengan cara pengawasan dan pemberian fasilitas penjualan kepada para
petani dengan cara memberikan akses langsung masuk ke pasar agar mendapatkan
keuntungan. Dilain hal Indonesia pun masih belum terbebas dari hutang yang tiap
tahun bertambah. Jika saya jadi menteri perekonomian, saya akan mengurangi
ketergantungan ekonomia kita kepada barat. Karena jika tidak seperti itu maka
perekonomian kita tidak akan mandiri, walaupun negara Indonesia masih terbilang
Negara berkembang yang masih perlu bantuan negara maju.
Akan tetapi jika terlalu sering dibantu
pun akan menimbulkan masalah baru seperti hutang dan intervensi luar terhadapa
perekonomian kita. Lalu bagaimana untuk mensiasati masalah tersebut? Mudah saja
mungkin dengan pemberdayaan industri-industri dalam negeri dan sumber daya
manusia, mungkin langkah ini akan terasa lambat manfaatnya tetapi ini langkah
jangka panjang yang menururt saya strategis untuk dilakukan.
Sinergi antarkementerian harus dibuat
semakin solid dan saling mendukung, sehingga tidak tumpang tindih dan lebih
banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye pembentukan jiwa kewirausahaan,
seperti seminar bertaraf internasional, adalah salah satu jalan membangkitkan
potensi jiwa-jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kreativitas
tinggi.
Oleh karena itu, perkonomian yang
sejahtera dan berkembang dapat dimulai dari diri sendiri. Hidup hemat adalah
awal dari membangun perekonomian di Indonesia.
Penduduk Indonesia yang konsumtif tidak mencerminkan hidup hemat dan
sejahtera. Lihat saja, barang yang didatangkan dari luar Indonesia, dapat
terjual laris dipasaran karena pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif. Selain
itu, rata-rata penduduk Indonesia selalu menginginkan barang yang baru, padahal
barang yang lama masih dapat dipakai. Itulah satu sebab perekonomian di
Indonesia tidak merata. Yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin.
Tidak ada pemerataan kesejahteraan.
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan
sebuah lirik yang memberikan semangat untuk kita terus berjuang menggapai
impian kita, jangan malu atau ragu jika kita bisa kenapa tidak?
“Tinggalkanlah gengsi, hidup
berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua
terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi
tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati”
“Ini
bukan mimpi atau halusinasi
Sebuah
anugerah yang akan ku nikmati nanti
Hasil
kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni
jati diri sampe puas”
0 comments:
Post a Comment