Ilmu layaknya isian risol, beraneka ragam namun satu kenikmatan.

Tuesday, April 16, 2013

Andai Aku Menjadi Menteri Perekonomian

10:43 PM Posted by Agus Hadi Muhidin , No comments

            “Hidup berawal dari mimpi” suatu pernyataan yang sesuai dengan kenyataan bahwasanya kida hidup berawal dari mimpi yang diimpikan oleh kedua orang tua kita. Lalu apa salahnya kita bermimpi? Pepatah mengatakan panjatkan mimpimu, keraskan niatmu dan hajarlah segala rintangan yang ada tuk menggapai angan-anganmu. Jika saya boleh bermimpi, saya ingin menjadi menteri perekonomian Indonesia. Mengapa demikian? Menteri perekonomian merupakan orang pertama yang diberi amanah oleh negara untuk mengawasi dan mengatur segala aspek dan permasalahan yang ada terutama dalam konteks perekonomian Indonesia.

          Permasalahan ekonomi di Indonesia sebetulnya beragam bukan saja masalah deflasi dan inflasi. Sektor  rill, seperti industri rumah tangga, pangan, maupun jasa, pun terkadang masih mengalami hambatan hingga saat ini sehingga masalah perekonomian yang ada di Indonesia belum tuntas sepenuhnya. Jika dihubungkan masalah perekonomian Indonesia dengan pengangguran dan kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh stabil. Usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok pun seringkali mengalami kendala.

            Alhasil, kita harus berulang-ulang mengimpor beras atau gandum dari negara lain. Output pertanian kita sampai sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Inilah salah satu masalah perekonomian di Indonesia yang ingin saya bereskan jika saya menjadi menteri. Kebijakan yang saya ambil adalah dengan pemberian dana segar dengan bunga ringan untuk pemberdayaan petani dan lahan untuk pertanian dan dengan pengawasan ke tingkat dirtribusi atas seperti tengkulak dan penadah agar tidak ada permainan harga yang menyebabkan kenaikan tingkat harga yang disebabkan kecurangan tersebut.

            Harus ingatlah bahwa Indonesia pernah mempunyai cerita manis dan membanggakan soal ketahanan pangan Indonesia. Ketika Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri, Indonesia pernah memberikan bantuan beras kepada India sebanyak 2.000 ton. Prestasi yang sangat luar biasa di saat republik baru seumur jagung. Lalu jika saya menjadi menteri akan kah bisa mengulang kejadian gemilang tersebut? Tentu bisa, kita mempunyai sumber daya yang cukup, lahan pertanian yang luas, dan wilayah geografis yang mendukung. Tinggal pembenahan birokrasi pada instansi terkait mengenai permodalan agar tercapai birokrasi yang transparan dan akuntabel.

            Masalah perekonomian di Indonesia lainnya yaitu mengenai usaha mikro. Memang, pemerintah sudah berusaha sebisa untuk meningkatkan usaha mikro atau usaha kecil. Seperti bantuan berupa dana, penyuluhan, serta kerja sama, pun tidak jarang dilakukan pemerintah dengan pengusaha kecil untuk mengatasi perekonomiandi Indonesia ini. Kendala biasanya datang dari persoalan klasik yang hingga kini masih terus berlangsung, yakni briokrasi. Oleh karena itu jika sayang menjadi menteri saya akan merubah beriokrasi yang sudah ada menjadi birokrasi yang singkat, mudah, dan transparan.

Selanjutnya distribusi merupakan masalah perekonomian di Indonesia yang juga perlu dibenahi. Distribusi merupakan bagian penting dari sebuah kegiatan ekonomi. Lancar atau tidaknya jalur distribusi akan berpengaruh terhadap pasar dan kekuatan ekonomi masyarakat. Terkadang, jalur distribusi yang harus dilewati seseorang begitu panjang sehingga memakan banyak biaya sehingga menjadikannya sebagai masalah perekonomian yang ada di Indonesia yang sudah mentradisi.

Sebagai contoh, ketika harga cabai di pasar melonjak. Secara sederhana, mestinya petani cabai mendapat keuntungan dari kenaikan ini. Fakta berbicara lain, sebagian besar mereka sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga di pasar. Kondisi ini muncul karena jalur distribusi cabai dari petani hingga ke pasar begitu panjang. Para petani yang tidak memiliki akses langsung ke pasar biasanya menjual hasil panen ke penadah cabai dengan harga yang sudah disepakati. Seharusnya, masalah perkonomian di Indonesia ini harus cepat diatasi.

Dari penadah, masuk ke tengkulak yang lebih besar dan harganya pun semakin bertambah. Pertambahan ini dipengaruhi pula oleh biaya distribusi yang harus dikeluarkan. Ketika persediaan cabai di pasar berkurang, otomatis harga akan sangat melambung dan keuntungan sudah ada di depan mata para tengkulak. Petani yang menjadi produsen semestinya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Namun, karena jalur distribusi yang panjang, mereka menjadi pihak yang sangat dirugikan.

Maka dari itu kebijakan yang diambil adalah dengan cara pengawasan dan pemberian fasilitas penjualan kepada para petani dengan cara memberikan akses langsung masuk ke pasar agar mendapatkan keuntungan. Dilain hal Indonesia pun masih belum terbebas dari hutang yang tiap tahun bertambah. Jika saya jadi menteri perekonomian, saya akan mengurangi ketergantungan ekonomia kita kepada barat. Karena jika tidak seperti itu maka perekonomian kita tidak akan mandiri, walaupun negara Indonesia masih terbilang Negara berkembang yang masih perlu bantuan negara maju.

Akan tetapi jika terlalu sering dibantu pun akan menimbulkan masalah baru seperti hutang dan intervensi luar terhadapa perekonomian kita. Lalu bagaimana untuk mensiasati masalah tersebut? Mudah saja mungkin dengan pemberdayaan industri-industri dalam negeri dan sumber daya manusia, mungkin langkah ini akan terasa lambat manfaatnya tetapi ini langkah jangka panjang yang menururt saya strategis untuk dilakukan.

Sinergi antarkementerian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung, sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye pembentukan jiwa kewirausahaan, seperti seminar bertaraf internasional, adalah salah satu jalan membangkitkan potensi jiwa-jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kreativitas tinggi.

Oleh karena itu, perkonomian yang sejahtera dan berkembang dapat dimulai dari diri sendiri. Hidup hemat adalah awal dari membangun perekonomian di Indonesia.  Penduduk Indonesia yang konsumtif tidak mencerminkan hidup hemat dan sejahtera. Lihat saja, barang yang didatangkan dari luar Indonesia, dapat terjual laris dipasaran karena pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif. Selain itu, rata-rata penduduk Indonesia selalu menginginkan barang yang baru, padahal barang yang lama masih dapat dipakai. Itulah satu sebab perekonomian di Indonesia tidak merata. Yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin. Tidak ada pemerataan kesejahteraan.  

Sebagai penutup saya ingin menyampaikan sebuah lirik yang memberikan semangat untuk kita terus berjuang menggapai impian kita, jangan malu atau ragu jika kita bisa kenapa tidak?

“Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati”

                                    “Ini bukan mimpi atau halusinasi
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas”

0 comments:

Post a Comment