Krisis
lingkungan di Cina tampaknya muncul dalam skala yang besar dan hebat, karena
sangat luasnya negara itu sendiri. Berikut ini enam masalah lingkungan teratas
yang ada di Cina:
Pencemaran udara.
Menurut skala kualitas udara, setiap peringkat polusi di atas 300 berarti udara
tidak aman untuk bernapas. Dalam kondisi tersebut, orang harus tinggal di dalam
ruangan dengan menghidupkan pemurni udara dan sebisa mungkin mengurangi
pergerakan, demikian pedoman Kedutaan Amerika Serikat di Beijing. Cina saat ini
membakar 47 persen dari batu bara dunia, kira-kira setara dengan jumlah
gabungan yang digunakan oleh semua negara-negara lain di dunia, lapor New York
Times. Dan Beijing dikelilingi oleh jaringan luas dari pembangkit listrik
tenaga batu bara.
Pencemaran air.
Ribuan bangkai babi mengambang melewati Shanghai mungkin bukanlah polusi air
terburuk yang harus dikhawatirkan Cina. Pada Januari, terjadi kecelakaan
bocornya kimia benzena, senyawa yang dikenal sebagai penyebab kanker, ke anak
Sungai Huangpu (tempat bangkai babi itu ditemukan). Lebih dari 20 orang dirawat
di rumah sakit akibat hal itu, menurut Wall Street Journal, dan penduduk daerah
itu terpaksa mengandalkan mobil pemadam kebakaran untuk mendapatkan air minum yang
aman.
Penggurunan.
Cina memiliki sejarah pertanian intensif selama ribuan tahun, jadi mungkin
tidak mengejutkan bahwa wilayah seluas 9,6 juta kilometer persegi dari negara
itu terkena penggurunan. Hasil dari maraknya penebangan hutan dan perkembangan
pertanian adalah penggurunan, penghancuran lahan yang ditutupi vegetasi, yang
menghasilkan bentang alam terdiri dari tanah dan batu yang gersang. Sekitar 2,6
juta km persegi dari Cina saat ini berada di bawah penggurunan, sekitar
seperempat dari luas daratan negara itu, tersebar di 18 provinsi, menurut
kantor berita IPS.
Keanekaragaman
hayati. Terkait erat dengan penggundulan hutan
dan penggurunan adalah masalah hilangnya habitat dan penurunan keanekaragaman
hayati. Karena wilayah hutan yang luas dibuka untuk lahan pertanian, perkebunan
bambu, dan kayu bakar, mengakibatkan hewan langka seperti panda berjuang untuk
bertahan hidup.
Desa kanker.
Selama bertahun-tahun, individu dan kelompok telah melancarkan kampanye untuk
memaksa pemerintah mengatasi atau bahkan mengakui tingginya tingkat penyakit
kanker lambung, hati, ginjal dan usus besar di daerah tertentu, biasanya
berdekatan dengan kompleks industri berat, menurut laporan BBC. Di Shangba,
sebuah kota di provinsi Guangdong, sungai yang mengalir melalui kota berubah
dari warna putih menjadi oranye akibat berbagai jenis limbah industri, Reuters
melaporkan. Banyak pencemar sungai, seperti kadmium dan seng, diketahui
menyebabkan kanker.
Indonesia
belum sampai se-ekstrem Cina, tapi coba kita bayangkan jika penduduk Indonesia
tidak peduli dengan lingkungannya, apakah akan seperti Cina? atau lebih buruk
lagi? Faktanya, pencemaran udara sudah menyebar di hampir seluruh Indonesia.
Kurangnya ruang terbuka hijau membuat pencemaran udara semakin meningkat. Belum
lagi pencemaran air dimana masyarakat membuang sampah di sungai.
Ketidakdisiplinan warga menjadi penyebab kedua pencemaran ini.
Sebenarnya
tak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat harus membantu menanggulangi
pencemaran ini. Marilah kita bersama-sama membangun kota yang indah dan bersih.
Mulailah dari rumah sendiri dan diri sendiri seperti membuang sampah pada
tempatnya. Hal itu sangat membantu menjaga lingkungan agar tetap nyaman.
Pemerintah juga seharusnya membatasi proyek-proyek gedung di Indonesia. Masih banyak
lahan kosong yang dapat dijadikan lahan terbuka hijau. Marilah kita bangun dan
jaga lingkungan kita agar aman dan nyaman.
Sumber:
Sumber
diakses tanggal 9 April 2012 pukul 16.49
0 comments:
Post a Comment