Tidak
seorangpun dapat menyandang gelar pakar kehidupan. Karena hidup tiap orang berbeda,
dan kebahagiaan hidup bagi masing masing manusia tidak sama. Bahkan ketika
diminta untuk mendefinisikan siapa yang disebut orang kaya, pasti kita
mendapatkan seratus macam jawaban dari seratus orang berbeda. Bagi saya
pribadi, kaya itu tidak punya hutang dan puas dengan apa yang ada.
Namun
harus diakui bahwa ada orang orang tertentu yang menjalani
hidup dengan lebih adem ayem dibanding orang lain dan
selalu kelihatan bersuka cita seperti bebas masalah. Apakah orang orang
yang demikian terlahir lebih beruntung?. Fakta yang perlu
kita ketahui mengenai keberuntungan adalah : Manusia menciptakan
sendiri peluangnya untuk bisa beruntung.
Apakah
mungkin orang orang yang kelihatan bahagia dan hidup tenang karena mereka
lebih pintar?. Tidak juga..! Banyak orang pintar dan bergelar Master
maupun Doktor malah tidak bisa membedakan mana milik pribadi dan mana
milik rakyat, akibatnya banyak yang sekarang berdiam di Sukamiskin.
Mereka
yang menikmati hidup dengan potensi maksimalnya, menurut hemat saya adalah
mereka yang menyadari bahwa hidup ini pada hakekatnya sederhana. Diatas 80
persen keputusan yang harus kita ambil agar dapat hidup bahagia dan tenang
adalah berdasarkan logika sederhana yang tidak rumit. Manusia yang
dibekali dengan pikiran dan akal budi justru sering bertindak ribet yang akhirnya
menyusahkan hidupnya sendiri, dan sering juga orang lain ikut menjadi korban.
Berikut
ini saya berikan contoh sederhana sebagai referensi dasar bagi pembaca
untuk mulai memahami hal yang sederhana tapi sering dibuat susah.
1.
Menjaga Dan Merawat Milik Sendiri, Jangan Mengambil Milik Orang Lain.
Prinsip
sederhana ini berlaku dalam segala aspek kehidupan. Jangan ambil suami atau
istri orang. Jangan ambil uang rakyat dan merampok APBN. Jangan ambil barang
milik kantor. Tidak ada yang rumit bukan? Bahkan tidak perlu gelar sarjana
untuk mengetahui mana milik sendiri, dan mana milik orang lain.
Sudah
memiliki istri dan suami? Jagalah rumah tangga dengan baik, dan saling
menghargai. Jagalah perasaan pasangan kita yang kita cintai. Bukan menjaga dan
mengikuti kemana dia pergi serta mengawasi gerak geriknya 24 jam sehari, tapi
jagalah cinta dan kasih sayang lewat perilaku kita yang baik, mempercayai,
setia dan tidak egois.
2.
Cukupkan Dengan Apa Yang Ada.
Pepatah
kuno yang tak lekang oleh waktu,”Jangan besar pasak daripada tiang”. Selamanya
ini benar. Banyaknya masalah keuangan dan akhirnya dikejar kejar debt collector disebabkan
karena keinginan yang lebih besar daripada kemampuan.
Tidak
salah memakai barang mewah atau menikmati liburan di tempat eksotis nan mahal.
Yang salah kalau anda harus meminjam harapan masa depan anak anak dengan
menghabiskan tabungan untuk biaya pendidikan, hanya karena sebagian besar teman
anda sudah berlibur ke Paris, dan anda merasa kuno sendiri jika tidak melakukan
hal yang sama. Tidak salah memakai jam tangan Rolex. Yang salah kalau anda
harus berhutang atau korupsi dulu untuk membelinya.
Meskipun
kedengaran klise, tapi saya meyakini bahwa memang benar uang tidak dapat
membeli selera yang baik. Money simply can not buy taste.
Tidak
harus mahal untuk tampil menarik. Kreatiflah menciptakan gaya pribadi yang
unik. Miliki sikap dan pembawaan yang anggun dan berkelas. Jagalah kebersihan
diri dan bersikap sopan penuh tata krama, maka dimana saja kita berada, ada
“kelas” tersendiri yang kita bawa lewat perilaku kita, tanpa harus bermerek
dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Diri kita bukan dinilai
dari apa yang melekat atau apa yang kita pakai, tapi apa yang ada di dalam dan
apa kebaikan yang kita berikan kepada sesama, disitulah terletak nilai kita
yang sebenarnya.
3.
Berteman Dan Bergaul Dengan Mereka Yang Baik Dan Peduli Dengan Kita.
Manusia
dinilai dari siapa sahabatnya. Pergaulan yang salah dan rusak, membawa efek
negatif dalam hidup kita. Sederhana bukan? Pecandu berteman dengan pecandu.
Preman bergaul dengan preman.
Saya
tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh sopan dan ramah ataupun membantu orang
lain dari segala tingkatan. Tapi untuk dijadikan sahabat dekat, kita harus
memilih apa yang baik bagi diri kita. Manusia makhluk sosial yang memiliki
emosi dan mudah terpengaruh. Pergaulan yang salah lama kelamaan merusak
tabiat yang baik. So, choose your friends wisely.
4.
Katakan Yang Benar, Dan Tepati Janji.
Dunia
memang penuh dengan manusia yang terlalu banyak mengumbar janji dan kegombalan.
Pastikan kita bukan salah satu diantaranya. Tidak perlu otak yang cemerlang
untuk mengatakan yang benar. Kejujuran tidak memakan banyak memory
space. Hidup jauh lebih mudah dan ringan ketika kita berkata jujur dan
apa adanya.
Janji
adalah hutang. Jangan menjanjikan sesuatu yang belum tentu atau tidak dapat
ditepati. Integritas dan kepercayaan orang lain dibangun berdasarkan penilaian
atas perbuatan dan perkataan kita. Pastikan yang kita lakukan sejalan dengan
apa yang kita katakan. Walk the talk!.
5.
Minta Maaf Ketika Salah.
Ketika
menulis hal ini saya tak dapat menahan senyum, karena sebenarnya ini
merupakan hal yang terlalu sederhana namun sering karena gengsi, jadinya sukar
dilakukan. Persoalan hidup sering berkepanjangan karena manusia sulit mengakui
kesalahan dan meminta maaf.
Padahal
salah itu manusiawi. Namanya manusia tidak mungkin luput dari kekeliruan.
Terlalu banyak energi yang digunakan untuk menutup nutupi kesalahan,
padahal sudah menjadi hukum alam bahwa kebenaran tidak dapat ditutupi.
Kita
sudah melihat contoh para terdakwa koruptor yang mendadak sontak menjadi
manusia amnesia ketika sudah menjadi terdakwa kasus
korupsi. Apa tidak dijadikan bahan lelucon seantero negri, ketika mantan
putri Indonesia yang berpendidikan tinggingotot mengaku tidak
memiliki Blackberry, tapi bisa mengundang orang lain untuk menghadiri
ulang tahun anaknya pada waktu dan tempat yang sesuai. Ini merupakan
contoh jelas bagaimana sesorang yang smart bisa menjadi sangat
bodoh ketika tidak jujur.
Jauh
lebih sederhana meminta maaf dan mengakui kesalahan daripada membuang
banyak energi dan waktu untuk beralasan dan menutupi nutupi borok yang pada
akhirnya toh tidak bisa juga ditutupi.
Sederhana
dan tidak ada yang sukar bahkan tidak perlu menyandang gelar sarjana untuk bisa
melakukan hal hal diatas bukan?. Be simple, be honest. Simplicity
is the ultimate sophistication. In the end it’s always the best!.
0 comments:
Post a Comment